“muzakarah pendidikan politik untuk kaum milenial” Diselenggarakan oleh ; KOMISI PEMUDA SENI DAN BUADAYA MUI KOTA PEMATANGSIANTAR Ahad, 26 September 2021M/19 Shafar 1443 H Di Aula MUI Kota Pematangsiantar. Acara Muzakarah diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Al’Quran oleh Abd. Rahim Lubis, SPdI, Qori terbaik 1 dewasa putra tingkat Kota Pematangsiantar pada tahun 2020 dan 2021. Dilanjutkan pembacaan doa oleh Ust. Syarifuddin, SHI. Kemudian laporan panitia disampaikan oleh Drs. Hamzah Purba. Beliau menyampaikan bahwa acara tersebut diikuti oleh Ormas Kepemudaan Islam antara lain : Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), IMM, Pemuda Muhammadiayah, GP Al Wshliyah, GP Ansor, BKPRMI, Pattayat NU, Wanita Indonesia, BKMT dan Remaja. Jumlah peserta 41 orang. Diharapkan Muzakarah ini dapat memberikan manfaat kepada kaum Milenial tentang pentingnya Berpolitik dalam Islam. Dan potensi pemilih milenial muslim dapat berperan aktif baik sebagai penyelenggara pemilu, pengawas pemilu bahkan aktif menjadi kontestan anggota legislatif. Muzakarah sepenuhnya dibiayai oleh dana hibah yang diperoleh MUI dari PEMKO Pematangsiantar. Acara secara resmi dibuka oleh ketua umum DP MUI Kota Pematangsiantar, Ustadz Drs. H.M. Ali Lubis. Dalam arahannya beliau menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda ada 7 golongan yang akan mendapat perlindungan dimana pada hari itu (akhirat) tidak ada perlindungan kecuali perlindungan dari allah swt. Salah satu di antaranya adalah pemuda yang saling mencintai satu sama lain karena Allah SWT. Selanjutnya beliau sampaikan bahwa untuk menjadi pemimpin harus melalui proses. Tidak serta merta menjadi pimpinan dalam satu perkumpulan atau organisasi. Muzakarah dipandu oleh Hamzah Purba, sebagai moderator. Muzakarah dihadiri oleh 2 orang praktisi sebagai narasumber. Pertama, Ibu Nurbaya, SH, salah seorang komisioner KPU Kota Pematangsiantar. Kedua, Bapak Gusmiyadi, SE, anggota DPRD Sumatrra Utara. Beliau adalah Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD Sumut. Nurbaya menyajikan potensi kaum milenial untuk pemilu tahun 2024 mendatang. Beliau mrnyampai data partisipasi kaum milenial pada pemilu Legislatif, Presiden, Gubernur dan Walikota kurang signifikan. Disampaikannya, momen 2024 yang akan datang milenial harus mengambil peran aktif dalam perpolitikan di tanah air khususnya di Kota Pematangsiantar. Muzakarah semakin semarak dengan penampilan bapak Gusmiyadi yang dikenal dikalangan pemuda dipanggil  bang Goben. Beliau dengan tegas menyampaikan bahwa berpolitik harus didasarkan pada nilai-nilai. Yaitu Amanah dan Kejujuran serta memiliki Integritas Keislaman yang Teguh. Perjuangan yang didasarkan dengan nilai-niali ilahiyah akan bermuara kepada tindakan dan kebijakan yang berpihak kepada keadilan bagi masyarakat secara keselurahan. Untuk menjadi pemimpin tidak selamanya didasarkan hanya semata dengan uang. Interaksi dan bersosialisasi dengan seluruh elemen masyarakat merupakan media untuk menyampaikan gagasan dan pemikiran serta mencoba memberikan solusi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Muzakarah yang berlangsung selama hampir 3 jam tersebut diperkaya oleh pertanyaan pertanyaan yang sangat kritis dari peserta. Tanggapan dari kedua pakar tersebut menjadikan peserta begitu bergairah. Tentunya waktu yang relatif singkat tersebut, membuat peserta maupun narasumber menginginkan muzakarah tersebut dapat diadakan lagi. Semoga Muzakarah yang akan datang dapat dilakukan pada tataran substansi yang lebih  praktis. (disarikan oleh Hamzah Purba, Komisi Pemuda Seni dan Budaya MUI Kota Pematangsaintar, 26/9/21-19 Shafar 1443H).